Konjungsi Pertentangan dalam Bahasa Indonesia yang Santai : teknobgt.com

Halo semuanya! Kali ini kita akan membahas tentang konjungsi pertentangan dalam bahasa Indonesia yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Konjungsi pertentangan adalah kata yang digunakan untuk menyatakan adanya kontras atau kebalikan antara dua hal. Berikut adalah 20 konjungsi pertentangan yang bisa kamu gunakan dalam percakapan sehari-hari:

1. Akan tetapi

Konjungsi pertentangan yang pertama adalah “akan tetapi”. Kata ini digunakan untuk menyatakan adanya perbedaan atau kontras antara dua hal. Misalnya, “Saya sangat ingin pergi ke pantai, akan tetapi cuacanya buruk.”

Contoh:

“Saya ingin membeli baju baru, akan tetapi dompet saya sedang kosong.”

“Dia sangat pintar dalam matematika, akan tetapi ia kurang berbakat dalam seni.”

“Saya menyukai anak anjing, akan tetapi saya alergi terhadap bulunya.”

“Ia menawarkan pekerjaan yang bagus, akan tetapi saya harus pindah ke kota lain.”

“Saya ingin mengikuti pelatihan itu, akan tetapi saya belum memenuhi syaratnya.”

2. Namun

Konjungsi pertentangan yang kedua adalah “namun”. Kata ini digunakan untuk menyatakan ada hal yang berbeda atau tidak sejalan dengan yang sebelumnya. Misalnya, “Dia sangat tampan, namun sangat jahat.”

Contoh:

“Saya sudah mencoba mencarinya, namun hasilnya nihil.”

“Ia sangat berbakat dalam olahraga, namun ia tidak suka belajar.”

“Dia tampil sangat baik dalam presentasi, namun masih ada ruang untuk perbaikan.”

“Saya melakukan yang terbaik dalam pekerjaan itu, namun tetap saja tidak bisa mencapai target.”

“Saya sudah berusaha untuk menyelesaikan masalah itu, namun tetap saja berlarut-larut.”

3. Meskipun

Konjungsi pertentangan yang ketiga adalah “meskipun”. Kata ini digunakan untuk menyatakan adanya hal yang seharusnya tidak sejalan dengan yang sebelumnya, namun tetap terjadi. Misalnya, “Meskipun dia sudah sakit, namun dia tetap pergi bekerja.”

Contoh:

“Saya sangat sibuk hari ini, meskipun seharusnya libur.”

“Ia mengetahui risikonya, meskipun akhirnya tetap memilih untuk melakukannya.”

“Saya sangat takut berbicara di depan umum, meskipun akhirnya terpaksa melakukannya.”

“Saya sudah memberitahu risikonya, meskipun ia tetap memilih untuk melanjutkan.”

“Kita sudah memberikan banyak kesempatan, meskipun akhirnya tetap ditolak.”

4. Sedangkan

Konjungsi pertentangan yang keempat adalah “sedangkan”. Kata ini digunakan untuk membandingkan dua hal yang memiliki perbedaan. Misalnya, “Saya suka makan sayur, sedangkan dia suka makan daging.”

Contoh:

“Saya senang bekerja di kantor, sedangkan ia lebih suka bekerja di rumah.”

“Saya suka pandai dalam matematika, sedangkan dia lebih suka bermain musik.”

“Saya menikmati suasana yang sepi, sedangkan dia senang dengan keramaian.”

“Saya suka memasak, sedangkan dia lebih suka memesan makanan di luar.”

“Saya suka membaca buku, sedangkan dia lebih suka menonton film.”

5. Hanya saja

Konjungsi pertentangan yang kelima adalah “hanya saja”. Kata ini digunakan untuk menambahkan informasi baru yang berlawanan dengan informasi yang sebelumnya. Misalnya, “Saya suka liburan, hanya saja saya tidak suka terik matahari.”

Contoh:

“Saya suka makan mie, hanya saja tidak terlalu suka dengan rasa pedas.”

“Ia memang pintar, hanya saja kurang disiplin.”

“Saya tidak suka menunggu, hanya saja terkadang tidak bisa dihindari.”

“Ia meminta maaf, hanya saja terlambat.”

“Saya senang bekerja di perusahaan ini, hanya saja masih cukup banyak tantangan.”

6. Walaupun

Konjungsi pertentangan yang keenam adalah “walaupun”. Kata ini digunakan untuk menghubungkan dua hal yang berbeda atau bertentangan. Misalnya, “Walaupun dia sakit, dia tetap pergi bekerja.”

Contoh:

“Saya sangat lelah, walaupun masih harus menyelesaikan pekerjaan.”

“Ia sangat sibuk, walaupun masih bisa meluangkan waktu untuk keluarganya.”

“Saya belum menyelesaikan pekerjaan itu, walaupun harus segera diambil keputusan.”

“Ia sudah tua, walaupun masih sangat aktif.”

“Saya sudah memberi tahu risikonya, walaupun tetap saja melakukannya.”

7. Padahal

Konjungsi pertentangan yang ketujuh adalah “padahal”. Kata ini digunakan untuk menyatakan adanya perbedaan antara ekspektasi dan kenyataan. Misalnya, “Saya pikir dia akan datang, padahal ternyata tidak.”

Contoh:

“Saya sudah melepaskan tali sepatu, padahal ternyata masih terikat.”

“Saya berpikir harga itu cukup murah, padahal ternyata lebih mahal dari yang saya perkirakan.”

“Saya berpikir kota itu akan lebih ramai, padahal ternyata sepi.”

“Saya berharap cuaca akan cerah, padahal ternyata hujan deras.”

“Saya berpikir itu akan mudah, padahal ternyata sangat sulit.”

8. Sebaliknya

Konjungsi pertentangan yang kedelapan adalah “sebaliknya”. Kata ini digunakan untuk mengungkapkan perbedaan antara dua hal atau keadaan yang berlawanan. Misalnya, “Dia tidak suka kopi, sebaliknya ia lebih suka minum teh.”

Contoh:

“Saya tidak suka bekerja terlalu lama, sebaliknya lebih suka bekerja dengan efektif.”

“Ia tidak suka belajar sendiri, sebaliknya lebih suka belajar dalam kelompok.”

“Saya tidak suka keramaian, sebaliknya lebih suka suasana yang sepi.”

“Ia memiliki kemampuan berbicara yang baik, sebaliknya kurang mahir dalam menulis.”

“Saya tidak suka berbicara di depan umum, sebaliknya lebih suka menulis.”

9. Tapi

Konjungsi pertentangan yang kesembilan adalah “tapi”. Kata ini digunakan untuk menyatakan adanya perbedaan atau pertentangan antara dua hal. Misalnya, “Saya ingin sekali pergi ke pantai, tapi saya terlalu sibuk.”

Contoh:

“Saya sudah berusaha sebaik mungkin, tapi tetap saja tidak berhasil.”

“Ia memang memiliki pengalaman yang baik, tapi kurang disiplin.”

“Saya tidak suka bising, tapi terpaksa tinggal di kota.”

“Ia tampil sangat baik dalam presentasi, tapi masih ada ruang untuk perbaikan.”

“Saya menyukai warna cerah, tapi ia lebih suka warna netral.”

10. Malah

Konjungsi pertentangan yang kesepuluh adalah “malah”. Kata ini digunakan untuk menunjukkan adanya perbedaan antara harapan dan kenyataan. Misalnya, “Saya berharap cuaca akan cerah, malah ternyata hujan deras.”

Contoh:

“Saya kira harga itu akan turun, malah malah naik.”

“Saya pikir dia akan tiba lebih awal, malah datang terlambat.”

“Saya berpikir itu akan berhasil, malah gagal total.”

“Saya berharap rencana itu akan berjalan dengan lancar, malah banyak halangan.”

“Saya berpikir itu akan sederhana, malah sangat sulit untuk dipecahkan.”

11. Kendati

Konjungsi pertentangan yang kesebelas adalah “kendati”. Kata ini digunakan untuk menyatakan adanya kejadian yang bertentangan atau berlawanan dengan yang diharapkan. Misalnya, “Kendati sudah diingatkan, dia tetap melanggar peraturan.”

Contoh:

“Sudah diberi tahu risikonya, kendati tetap saja melakukannya.”

“Sudah diingatkan untuk berhati-hati, kendati tetap saja terjatuh.”

“Sudah diberi tahu cara penggunaannya, kendati tetap saja bingung.”

“Sudah diingatkan untuk tidak memakan makanan itu, kendati tetap saja dimakan.”

“Sudah diberi tahu risiko kecelakaannya, kendati tetap saja mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.”

12. Sebenarnya

Konjungsi pertentangan yang keduabelas adalah “sebenarnya”. Kata ini digunakan untuk menyatakan adanya perbedaan antara yang sebelumnya diperkirakan dengan kenyataan yang terjadi. Misalnya, “Saya pikir dia sedang sibuk, sebenarnya dia sedang bermain game.”

Contoh:

“Saya berpikir itu tidak akan berhasil, sebenarnya berhasil dengan baik.”

“Saya kira harganya terlalu mahal, sebenarnya tidak terlalu mahal.”

“Saya berpikir dia pemalu, sebenarnya sangat percaya diri.”

“Saya pikir cuacanya akan cerah, sebenarnya hujan deras.”

“Saya pikir itu susah, sebenarnya cukup mudah untuk dilakukan.”

13. Tapi malah

Konjungsi pertentangan yang ketigabelas adalah “tapi malah”. Kata ini digunakan untuk menyatakan bahwa yang terjadi sebenarnya bertolak belakang dengan yang seharusnya terjadi. Misalnya, “Saya berharap akan diterima di pekerjaan itu, tapi malah tidak diterima.”

Contoh:

“Sudah diingatkan untuk mengisi bensin, tapi malah lupa dan terpaksa menunggu di jalan.”

“Sudah ditunjukkan cara penggunaannya, tapi malah tetap gagal.”

“Sudah diingatkan untuk berhati-hati di jalan, tapi malah terjatuh.”

“Sudah membeli produk yang terkenal, tapi malah kecewa dengan kualitasnya.”

“Sudah mempersiapkan segalanya dengan baik, tapi malah gagal dalam presentasi.”

14. Sementara itu

Konjungsi pertentangan yang keempatbelas adalah “sementara itu”. Kata ini digunakan untuk menunjukkan adanya kejadian yang bertentangan dengan yang sedang berlangsung. Misalnya, “Saya sedang bekerja, sementara itu dia sedang asyik bermain game.”

Contoh:

“Saya sedang membaca buku, sementara itu dia sedang menonton film.”

“Saya sedang berbicara dengan seseorang, sementara itu dia sibuk dengan teleponnya.”

“Saya sedang bekerja, sementara itu dia sedang bersantai di sofa.”

“Saya sedang memasak, sementara itu dia sedang bermain game.”

“Saya sedang berkendara, sementara itu dia sedang menelepon.”

15. Walau

Konjungsi pertentangan yang kelima belas adalah “walau”. Kata ini digunakan untuk menghubungkan dua hal yang berbeda atau bertentangan. Misalnya, “Walau sedang sakit, dia tetap pergi bekerja.”

Contoh:

“Saya sangat lelah, w

Sumber :